Unika Atma Jaya dan Frans Seda Foundation Bangun Diskusi Keberagaman Umat Beragama

JAKARTA – ATMA Jaya Catholic University (UNIKA) Atma Jaya dengan Yayasan Fran Seda (FSF) mengorganisir Kolokium dan meninjau buku ini. “Salve Peregrans Spei!” (25.20.2025)

Peristiwa tersebut, yang merupakan salah satu ingatan dari ingatan Chandelrum XIII Atma Jaya, mencerminkan kunjungan Paus Francis di Indonesia (3-6 September 2024), yang menekankan kepercayaan tubuh dan perlindungan seperti yang dijelaskan dalam kesimpulan dari Islam 33.

Insiden itu berpartisipasi oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., dalam hal ini, pembicara utama menekankan tantangan untuk menciptakan persatuan di antara komunitas agama di Indonesia di tengah -tengah situasi yang tidak pasti ini.

“Tantangan kami adalah cara untuk menciptakan area yang memperkuat hubungan antara orang -orang berbunyi agama, bukan melanjutkan. Kurikulum pendidikan yang kami usulkan adalah tujuan menciptakan negara yang memiliki pemahaman agama tentang agama tanpa menyusupkan kebencian.” Nasaruddin Umar melewati konferensi pers pada hari Selasa (25.2.2025).

Kunjungan ke Francis of the Paus pada tahun 2024 ditekankan oleh upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesabaran, percakapan dan percakapan, termasuk antusiasme untuk menciptakan perdamaian dalam berbagai masyarakat Indonesia.

Prof. H. Biyanto, M.ag. Para ahli Menteri Pendidikan dan Pendidikan Menengah Republik Indonesia, pengawasan dan hubungan antara lembaga -lembaga yang juga berpartisipasi dalam penutur utama dalam kegiatan khusus ini, menunjukkan penyelenggara dan penulis.

“Selamat kepada penulis yang menciptakan karya khusus. Harapan bahwa konsep -konsep yang ada dalam buku ini dapat menginspirasi banyak orang dan memperkuat gambar kerajaan.

Unika Atma Jaya, presiden Profesor Dr. Yuda Tura, juga merupakan media dalam pertemuan ini sebagai cara untuk membangun jembatan yang menghubungkan nilai -nilai universal, cinta, kedamaian, kebahagiaan dan persatuan.

Perubahan ini juga merupakan kesempatan yang sangat istimewa untuk memprioritaskan nilai -nilai internasional, yang merupakan dasar kehidupan bersama untuk menciptakan masa depan yang lebih harmonis bagi semua orang Indonesia –

Ketua Pertemuan Wargers Indonesia (KWI), MGR Antonius Subianto Bunjamin menambahkan bahwa jam ini adalah waktu yang penting untuk membangun jembatan Ikhwan yang berbeda.

gbk99 gbk99