LIPUTAN6.com, Yakarta – Bulan Ramadhan tiba, dan banyak yang bertanya -tanya: benarkah puasa dapat mengurangi kolesterol? Jawabannya tidak begitu sederhana atau tidak. Ramadhan cepat, serta puasa intermiten, memiliki potensi untuk mengurangi kolesterol buruk (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL). Namun, keuntungan ini hanya dapat dirasakan jika fajar kebiasaan makan dan pecah dilindungi dengan baik.
Menurut spesialis rumah sakit internal EMC Cikarang, Dr. Angie Shabira Permata H, SP.PD, manfaat puasa untuk kolesterol sangat bergantung pada pilihan makanan. Bukan puasa Anda sendiri yang secara otomatis mengurangi kolesterol, tetapi jenis makanan yang dikonsumsi. Jika konsumsi lemak lemak tinggi selalu dikonsumsi selama puasa, kolesterol darah dapat tetap tinggi atau bahkan meningkat.
Oleh karena itu, penting untuk memahami seberapa puasa mempengaruhi tubuh dan bagaimana mengelola model makanan secara bijaksana selama bulan Ramadhan. Mari kita bahas lebih dalam tentang bagaimana menjaga kesehatan dan tingkat kesehatan kolesterol tetap puasa optimal.
Beberapa penelitian menunjukkan korelasi positif antara kadar puasa dan kolesterol. Puasa dapat membantu mengurangi LDL dan meningkatkan HDL. Namun, keunggulan ini hanya terjadi jika kebiasaan makan selama perawatan yang hancur dan matahari terbit dengan hati -hati. Jika mereka masih mengonsumsi makanan tinggi dengan lemak jenuh dan kolesterol, keuntungan puasa dapat hilang dan bahkan sebaliknya.
Selain itu, masalah kesehatan individu juga harus diperhitungkan. Orang dengan penyakit jantung atau diabetes harus berkonsultasi dengan dokter sebelum berpuasa untuk menjamin keamanan dan efisiensi mereka.
Sebagai kesimpulan, puasa dapat menjadi cara yang efektif untuk mengurangi kolesterol, tetapi hanya jika disertai dengan diet yang sehat dan seimbang.
Untuk mempertahankan kadar kolesterol yang sehat selama Ramadhan, Dr. Angie menyarankan diet seimbang berikut: karbohidrat: 40 hingga 50% dari total kontribusi harian. GRAS: Tidak lebih dari 35%, memprioritaskan ikan sehat, kacang -kacangan dan minyak zaitun. Protein dan Serat: Badan yang cukup kebutuhan untuk pencernaan agar tetap sehat. Air: Minimal 2 liter per hari untuk mempertahankan hidrasi dan membantu metabolisme lemak.
Sebaliknya, makanan berlemak dengan saturasi tinggi, seperti makanan yang digoreng, makanan cepat saji dan santan kelapa yang berlebihan harus dibatasi. Mulailah memecahkan puasa dengan karbohidrat sederhana seperti kurma dan air untuk energi cepat tanpa memuat pencernaan.
Kolesterol dalam makanan berasal dari jenis lemak yang dikonsumsi, yaitu lemak jenuh dan lemak tak jenuh. Jenis lemak ini mempengaruhi kolesterol darah.
Penting untuk membedakan antara kolesterol pada kadar makanan dan kolesterol darah yang meliputi HDL (kolesterol baik), LDL (kolesterol buruk) dan trigliserida. Pemeriksaan lengkap diperlukan untuk memantau keseimbangan ketiganya untuk kesehatan jantung.
Untuk memaksimalkan keunggulan puasa untuk kolesterol, pertimbangkan saran berikut: Sahur: Konsumsi sekitar 30 hingga 40% dari kebutuhan kalori harian dengan makanan nutrisi yang seimbang. Break: Mulailah dengan tanggal dan air, lalu konsumsi makanan utama dengan komposisi yang seimbang. Pilih makanan yang kaya serat: sayuran, buah -buahan, dan biji membantu mengurangi kolesterol. Batasi makanan tinggi dengan lemak jenuh: makanan yang digoreng, makanan cepat saji dan santan. Konsumsi air yang cukup: Minimal 2 liter per hari.
Puasa dapat mengurangi kolesterol jika seimbang dengan diet sehat. Mengatur konsumsi makanan saat fajar dan melanggar puasa, dan membatasi pasokan lemak jenuh, itu adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan selama Ramadhan. Dengan pemahaman yang baik, puasa bisa menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan gaya hidup dan mempertahankan kadar kolesterol yang stabil.