Pengawasan AI Diperketat, Etika dan Keamanan jadi Prioritas

JAKARTA, rjcplp.org – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) mengatakan dia terus memantau pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia, dengan mempertimbangkan aspek etika dan peraturan yang matang. “Ini tercantum dalam penggunaan etik AI, yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi. Misalnya, seperti aspek keselamatan,” kata Wakil Komunikasi dan Menteri Digital (Wamenkoggi), bukan Patria, Yakarta, 2024. Kamis, 28 November, tentu saja Vladina. Perlindungan menekankan beberapa hal penting, termasuk pentingnya aspek keselamatan dalam mengembangkan dan menggunakan AI. Wamenkogigi juga mengatakan bahwa pengembang masih disarankan untuk mempertahankan transparansi dan memastikan bahwa produk yang dibuat tidak berubah atau memanipulasi, dengan mempertimbangkan kemungkinan bias dan halusinasi yang mungkin disebabkan oleh sistem AI. Selain itu, hak cipta juga menjadi perhatian penting dalam peraturan ini, ketika AIS menggunakan data dari berbagai sumber, sehingga transparansi terkait dengan asal data sangat penting untuk menghindari hak cipta dan penyalahgunaan informasi. “Produk PG ini dapat menyebabkan bias, halusinasi, dan efek negatif lainnya, sehingga penting bagi pengembang untuk memastikan kualitas dan keandalannya,” non Patria menjelaskan. Kemenkomdigi juga memantau pengembangan AI di Indonesia, sehingga diharapkan untuk mematuhi peraturan yang disusun oleh pemerintah. Menurutnya, aturan PG tambahan diperiksa lebih lanjut berdasarkan urgensi, termasuk kemampuan peraturan dalam bentuk peraturan Menteri (Perubahan), Peraturan Presiden (Perpress), menurut hukum (hukum). “Cepat.” Diharapkan bahwa pengawasan yang lebih kuat dan kebijakan yang jelas akan memastikan jaminan keamanan dan keadilan bagi masyarakat sebagai konsumen dan pencipta di Indonesia, ”kata 2,7 triliun dividen 2024 triliun triliun, Indosat menyukai bukti dengan pemegang saham neraca keuangan (RUPS) yang sehat pada 20 Mei.

gbk99 gbk99