Memasuki 2025, Kepala Perpusnas Aminudin Aziz Canangkan Visi Baru

Jakarta – Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusna) E. Aminudin Aziz telah mengumumkan gagasan baru dari lembaganya. “Perpustakaan hadir untuk martabat bangsa” ditunjuk sebagai visi baru dan label Perpustakaan Nasional.

Ini dilakukan pada tahun 2025 di Perpustakaan Nasional Jakarta Salmba pada hari Selasa (14.14.2014), diadakan pada pertemuan Buruh (raker) di Perpustakaan Nasional Salmba. Pertemuan yang diadakan pada awal tahun 2025 dihadiri oleh pejabat struktural, pejabat fungsional, pemimpin kelompok kerja dan ketua Perpustakaan Nasional.

Baca lebih lanjut: Savedasm membuka pemimpin Perpustakaan Nasional E. Aminudin Aziz, ini adalah bentuknya

“Gagasan perubahan terdaftar karena perubahan adalah suatu keharusan. Baik secara internal maupun eksternal, perubahan mempengaruhi semua aspek. Oleh karena itu, ubahlah,” katanya dalam siaran pers pada hari Selasa (1/1425).

Sebagai informasi, Aminudin Aziz diangkat sebagai komandan Menteri Perpustakaan Nasional Pendidikan Dasar dan Sekolah Menengah pada hari Selasa (17.17.2012). Menurut Amin, visi adalah sesuatu yang jauh dan mencapai ruang dan waktu. Di masa depan, perpustakaan, menjelaskan, diharapkan untuk fokus pada peningkatan ilmu sosial untuk tetap kreatif dan meningkatkan kualitas hidup.

“Prestise bangsa diukur dengan kesejahteraannya.

Visi perubahan ini berdampak pada tiga hal, yaitu pentingnya transformasi dan manajemen inspirasional, mengembangkan program kerja yang menyediakan pemangku kepentingan, dan konsep pekerjaan yang memberikan lebih proaktif atau inisiatif untuk melayani.

Dia juga menjelaskan sifat -sifat kepemimpinan transformasi, termasuk ide yang jelas dan terukur berdasarkan pemikiran kritis dan kreatif, yang dapat memperkuat semua sumber daya yang tersedia (sumber daya manusia, sumber daya keuangan dan fasilitas, dan jaringan pribadi dan kelembagaan) dan refleksi/pengajaran hasil kerja.

Sebelumnya.

“Karena ini jelas dan terukur, ada tujuan yang perlu dicapai. Maka niatnya tidak berasal dari tanda tangan atau kesepakatan, Anda harus berhenti terlebih dahulu, dan jika Anda tidak setuju, memberikan catatan, jadi Anda harus kreatif dan memberikan solusi setelah kritik,” jelasnya.

Kepala Perpustakaan Nasional menjelaskan langkah selanjutnya, yaitu karakteristik program transformasi, dengan fokus dan elemen yang mendalam, terintegrasi, berwenang dan adaptif.

Dia menjelaskan bahwa harus ada empat karakter dalam program ini, yaitu program pertama yang terkonsentrasi dan mendalam, tetapi sentuhan luas dari semua biaya. Kedua, terintegrasi satu sama lain sehingga sinergi terbentuk.

Ketiga, ia mampu memperkuat para pemangku kepentingan. Keempat, dapat disesuaikan untuk berubah. “Program ini akan berhasil jika terus diimplementasikan, tanggung jawab kami untuk melakukan ini. Saya sangat berharap bahwa terima kasih kepada para hadirin sekalian yang ada di sini, mereka bersedia berubah,” pungkasnya.

gbk99 gbk99