LIPUTAN6.com, Pengamat Pasar Jakarta, Ibrahim Assuaibi memperkirakan bahwa peningkatan pasar emas keberadaan Bullion Bank (Gold Bank) akan muncul dalam 3 tahun ke depan saja.
Ini termasuk target reservoir emas Indonesia untuk mencapai 400 ton dalam 5 tahun ke depan dari kehadiran Bullion Bank.
Karena tingkat pasar emas paling didukung oleh penggunaan orang kelas menengah. Di sisi lain, kelas menengah di Indonesia membuktikan penurunan yang signifikan karena akhir pekerjaan (redudansi) dan peningkatan biaya hidup.
“Kemungkinan (lebih banyak cadangan emas Indonesia) muncul hanya dalam 3 tahun untuk jangka menengah. Karena kekuatan untuk membeli logam mulia sebagian besar adalah kelas menengah,” kata Ibrahim kepada LIPUTAN6.com di Jakarta, Senin (3/3/3/3/2025).
Menurut Ibrahim, keadaan ekonomi kelas menengah adalah salah satu penentu kinerja pasar emas, termasuk ingot banks. Karena ketika penggunaan kelas menengah berkurang, ini dapat menyebabkan permintaan emas lamban.
“Ketika kelas menengah memiliki masalah, apa pun pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah (untuk bank peluru) tidak akan optimal. Karena orang kelas menengah akan dapat menabung terutama dengan mendapatkan perhiasan yang luar biasa,” jelasnya.
“Jadi ketika kelas menengah kembali secara produktif dan penggunaannya meningkat, ingot baru mungkin terdengar,” lanjut Ibrahim. Faktor Ekonomi -Dunia
Selain itu, Ibrahim juga memperkirakan bahwa dampak ekonomi dari Bully Bank tidak akan muncul dalam jangka pendek.
Karena, ekonomi global masih dipengaruhi oleh ketidakpastian perang dagang as-Cina, untuk ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah.
“Keberadaan perang dagang antara Amerika, Cina Eropa dan Kanada ke Meksiko telah meluncurkan ingot bank yang kurang disambut dari pasar. Terutama dengan orang -orang kelas menengah yang terus jatuh,” jelasnya.
“Kondisi ini membuat bank bank sedikit pudar dalam jangka pendek,” kata Ibrahim.
Namun, Ibrahim Assuaidi mengklaim bahwa ia optimis bahwa kehadiran bank ingot dapat mempromosikan produksi emas domestik.
“Freeport, yang memiliki pengecoran di Gresik, mengirim logam mulia ke Antam. Ini menunjukkan bahwa produksi perhiasan emas di negara itu dalam jangka menengah kemungkinan akan meningkat dibandingkan dengan sebelum bank Ingot,” kata Ibrahim.
Dia memperhatikan, banyak toko emas di kota -kota besar di Indonesia masih menjual ekspor emas, dan masih ada sedikit untuk menjual emas dari produksi domestik.
“Sebagian besar toko perhiasan menjual produk emas impor, terutama dari Hong Kong, Arab Saudi yang biayanya lebih mahal. Karena biaya telah diimpor,” jelasnya.
“Oleh karena itu, kemungkinan besar keberadaan bank ingot ini, pengusaha domestik semakin kompetitif untuk membuat produk perhiasan baru yang biasa digunakan oleh masyarakat, terutama wanita,” jelasnya.
Namun, Ibrahim mengevaluasi peluncuran ingot bank sebagai awal yang baik bagi Indonesia untuk meningkatkan cadangan emas di rumah.
“Dengan Bullion Bank, seseorang dapat menabung menggunakan kompresi Rupiah, menggunakan emas, maka itu juga bisa menjadi deposit emas, itu bisa menjadi pinjaman emas sebagai surat perintah. Ini cukup menarik dan pemerintah perlu bersosialisasi dan pendidikan,” jelasnya.
Seperti diketahui, peluncuran ingot bank menandai sebuah cerita untuk Indonesia, karena memiliki bank emas terlebih dahulu sejak kemerdekaan pada tahun 1945.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengatakan dia optimis bahwa kehadiran bank emas dapat mempromosikan pertumbuhan ekonomi nasional.