Ada 351 Pelabuhan Tikus di RI, Kenali Modus Penyelundupannya

Menteri Keuangan Jakarta (Menke) Shri Mulani Indrawati mencatat bahwa sekitar 351 pelabuhan tikus telah digunakan sebagai cara untuk menyelundupkan barang -barang di dalam dan di luar Indonesia.

Penemuan ini memberikan tantangan besar dalam upaya pemantauan hukum dan penegakan hukum di bidang bea cukai.

“Sebelumnya, Menteri Koordinasi (Politik, Hukum dan Koordinasi Keamanan (Menko Polhukam) Budy Gunawan) telah diidentifikasi sebagai 351 pelabuhan tikus sebagai area pendaratan dari berbagai penyelundupan,” kata Mulani pada konferensi pers.

Bpk. Mulani, yang telah mencapai 894.000 kali frekuensi kapal merayap di Indonesia, menggambarkan pelabuhan di seluruh Indonesia sebagai elemen terlemah dari praktik ilegal, seperti penyelundupan dan menghindari peraturan bea cukai dan bea cukai.

Bendahara negara ini mengungkapkan, metode pelaku penyelundupan yang paling umum digunakan sangat beragam, dari perlakuan dokumen impor, misalnya, dengan desain rendah atau pernyataan palsu, dari cara yang lebih kreatif. Metode penyelundupan dengan teknik mengubah kode HS

Di sektor impor, penjahat sering menggunakan teknik yang dapat mengubah kode barang HS (sistem wastafel), bukan untuk mendapatkan tarif yang lebih rendah atau membayar rejimen bea cukai.

“Ini bukan dari impor, ini bukan keputusan, atau kesalahpahaman, atau kesalahpahaman, atau pernyataan, dan bukan perubahan dari sistem yang stabil atau kode HS,” kata Menteri.

Selain itu, pelabuhan tikus biasanya merupakan cara untuk kapal kayu atau metode transportasi yang tidak sah, serta perbatasan tanah yang sulit dipantau.

“Rute ini dapat digunakan pada impor, kapal kayu, metode yang tidak sah atau perbatasan tanah,” jelasnya.

Fenomena ini membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak. Untuk menangani ancaman ini, pemerintah Indonesia mengoordinasi tidak hanya kebiasaan tetapi juga dengan berbagai lembaga terkait seperti Badan Narkotika Nasional (BNN), Bakamla, Angkatan Laut, Polisi Nasional dan Transportasi.

Koordinasi zona -zona ini penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai metode perdagangan perdagangan manusia.

 

Menurut beberapa metode yang baru ditemukan, termasuk transfer barang (kapal kapal) di antara kapal -kapal untuk tujuan menyembunyikan kegiatan ekspor atau impor ilegal.

“Kita dapat melihat berbagai cara seperti transfer antara kapal atau kapal untuk membawa maaf di antara pulau -pulau tetapi pada kenyataannya dapat diekspor atau diimpor nanti,” kata Menteri.

Ada juga penggunaan bagian khusus dalam wadah untuk menyembunyikan barang -barang yang dilarang, serta penyelundupan menggunakan pengiriman cepat -miniter cepat.

Untuk memerangi tantangan ini, Mr. Mulani menekankan pentingnya menggunakan teknologi canggih seperti X -ray untuk meninjau kontainer.

 

Banyak pelabuhan besar, seperti pelabuhan Tanjung Prioc, Perak dan Tanjung EMA, sekarang memiliki teknologi x -ray, yang dapat memindai konten kontainer 100%, yang merupakan langkah penting dalam upaya untuk melawan penyelundupan.

“Atau ini adalah kotak kontainer seperti itu. Sekarang kita melakukan x -ray dengan x -ray di prioc dan kita akan melakukannya dalam perak dan tanjung emas, yang semuanya menggunakan x -ray. Ini dapat dilihat sebagai konten kontainer 100%.

Namun, meskipun teknologi lebih canggih, pengawasan masih membutuhkan kerja sama yang lebih baik antara kementerian dan lembaga terkait. Tidak ada organisasi yang mempertimbangkan masalah ini sendiri.

Menteri Keuangan menekankan bahwa kerja sama antara adat istiadat, TNI, Polry dan lembaga lain penting dalam mencegah praktik penyelundupan barang -barang yang membahayakan negara.

gbk99 gbk99