QRIS Bakal Bisa Dipakai di Korsel, India, Uni Emirat Arab, hingga Saudi Arabia

LIPUTAN6.COM, Jakarta -rah yang ditunjukkan oleh Bank Indonesia bahwa Layanan Respons Standar Indonesia (QRI) yang standar cepat telah berkembang semakin banyak di berbagai negara, termasuk Korea Selatan, India, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi. Ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk meningkatkan sistem pembayaran digital di tingkat internasional.

“In the process with Korea, India, the United Arab Emirates, as well as the process of Saudi Arabia,” said Deputy -Governor of Indonesia (BI), Destry Damayanti, at the event of an Austrian Migrant Migrant Education held to commemorate Kartini’s Day in Kartini Day in Kartini building in the Kartini building in Dhanapala building, Jakarta, Jakarta, Jakarta.

Oleh karena itu, proses ini diharapkan memberikan kenyamanan bagi orang -orang Indonesia yang berada di luar negeri.

Destry juga mengatakan bahwa QRI bertindak di tiga negara, Malaysia, Thailand dan Singapura. Dengan layanan ini, orang -orang Indonesia yang mengunjungi negara -negara ini tidak harus menghalangi pengangkutan uang, karena mereka dapat dengan mudah melakukan transaksi melalui ponsel.

“Jadi mudah, nanti jika Friends (PMI), misalnya, Anda dapat transaksi dengan QRI, ia menginginkannya ke bank, basis bank, atau dengan malas, bukan bank di banyak QRI,” jelasnya. Ini menunjukkan bahwa QRI memberikan fleksibilitas dalam transaksi, melalui bank dan penyedia layanan daripada bank. Ada tantangan di AS

Sementara Indonesia aktif dalam perluasan QRI, pemerintah AS menghadapi tahap ini. Di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, pemerintah AS melihat layanan QRIS mungkin di sektor perdagangan, terutama yang terkait dengan sistem pembayaran.

Ini dicatat dalam laporan hambatan perdagangan luar negeri yang dikeluarkan oleh Perwakilan Perdagangan AS (USTR) pada tahun 2025. USTR menunjukkan bahwa penerapan QRI yang diatur dalam regulasi jumlah anggota dewan (PADG) No 966/2012.

“Perusahaan AS, termasuk layanan pembayaran dan penyedia bank, menyatakan keprihatinan tentang proses mempersiapkan kebijakan kode QR oleh Bank Indonesia,” tulis USR. Ini menunjukkan bahwa ada tantangan yang perlu ditangani dalam mengimplementasikan sistem pembayaran baru ini di Indonesia.

Pilih Destry Damayanti tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut tentang kritik yang diterimanya. Dia mengklaim bahwa implementasi sistem pembayaran seperti QRI dan layanan cepat lainnya didasarkan pada prinsip kerja sama yang sesuai dengan negara lain.

Kerjasama ini akan dipertahankan selama keadaan kemitraan siap untuk mengintegrasikan sistem pembayaran. “Dalam hal QRI yang tidak pasti yang sesuai sebelumnya.

Destry juga mengatakan bahwa tidak ada masalah di Indonesia di sistem pembayaran yang berasal dari Amerika Serikat, seperti visa dan kartu master. Dia mempertimbangkan kinerja kedua layanan pembayaran yang lebih baik di Indonesia, meskipun negara ini sekarang memiliki produk GPN.

“Bahkan sejauh ini selalu ada kartu kredit yang ditanam. Visa, tuannya masih merupakan tradisi utama. Jadi tidak ada masalah nyata,” jelasnya. Oleh karena itu, kehancuran menekankan bahwa layanan pembayaran internasional tidak mempengaruhi sistem saat ini di negara ini, tetapi mereka dapat pergi.

QRI adalah inovasi penting di dunia pembayaran digital di Indonesia, yang merupakan singkatan dari kode respons standar cepat Indonesia. Diluncurkan oleh Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019, QRIS dirancang untuk menggabungkan berbagai platform pembayaran digital. Pada dasarnya, QRIS bertindak sebagai standardisasi kode QR dari transaksi digital di negara ini. Dengan sistem QRIS, konsumen tidak lagi harus bingung ketika memilih berbagai aplikasi pembayaran, karena kode QR QR hanya dapat digunakan untuk semua jenis transaksi digital yang tersedia di Indonesia.

Bank of Indonesia berharap bahwa integrasi ekosistem digital nasional dapat terjadi lebih cepat, dan mendorong efisiensi ekonomi dengan menerapkan QRI. Ini diharapkan memiliki dampak positif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Dengan sistem yang lebih terintegrasi, diharapkan publik akan lebih mudah untuk melakukan transaksi, sehingga dapat meningkatkan penggunaan layanan pembayaran digital. Melalui inisiatif ini, Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekonomi digital di Indonesia dan menciptakan lingkungan yang lebih menguntungkan untuk inovasi dan pertumbuhan.

gbk99 gbk99