LIPUTAN6.com, Jakarta – Distribusi pupuk bersubsidi akan sementara terganggu selama Idul Fitri mendatang 2025 selama periode liburan. Distribusi akan kembali mulai 3 April 2025.
Sekretaris Bisnis Pt Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana mengatakan distribusi pupuk bersubsidi masih akan dilakukan pada 28 Maret 2025. Maka akan ditangguhkan sementara dari 29 Maret hingga 29 Maret 2025.
“Seluruh jalur distribusi pupuk Indonesia diperlukan untuk beroperasi lagi pada 3 April untuk mendukung musim pabrik kedua tahun ini, yang dimulai pada bulan April. Pemilik gandar harus memastikan bahwa kegiatan operasional setelah liburan biasanya stabil untuk menyediakan layanan pada semua jalur distribusi,” kata Wijaya dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu (3/22/2025).
Wijaya memastikan bahwa proses distribusi dengan pupuk bersubsidi tidak akan mempengaruhi kebijakan untuk membatasi pengangkutan barang yang ditentukan pemerintah. Penyebab pupuk termasuk dalam kategori kebutuhan dasar, yang dikecualikan dari pembatasan pengoperasian barang.
“Pupuk Indonesia menjamin persiapan darurat dan bahkan distribusi pupuk yang mendekat dan setelah Livaran, karena pupuk tersebut termasuk dalam kategori barang, yang dalam politik terkecuali untuk membatasi pengangkutan kargo di rumah Lebaran 2025,” katanya.
Dalam hal pembatasan, pemerintah telah memberikan keputusan bersama tiga lembaga tentang peraturan lalu lintas jalan dan persimpangan pada akhir pekan dan kembali ke Transportasi Lebaran 2025/1466 H.
Pemerintah SKB melakukan pembatasan operasional pada transportasi kargo, seperti 3 atau lebih truk dalam banyak biaya dan tanpa kombinasi, dari Sumatra, Jawa ke Kalimantan. Pembatasan mulai berlaku pada hari Senin, 24 Maret 2025 00.00 hingga Selasa, 8 April 2025 24.00.
Wijaya mengatakan bahwa pembatasan pengangkutan barang tidak akan mempengaruhi pupuk. Karena batas dikecualikan untuk truk yang memiliki kebutuhan dasar seperti bahan bakar, pakan ternak, termasuk mobil pengangkut pupuk.
“Dengan pengecualian ini, jelas bahwa truk yang membawa pupuk yang disubsidi dan tidak disubsidasi dapat terus beroperasi seperti biasa untuk menyebarkan pupuk yang dibutuhkan untuk petani. Kebijakan ini sejalan dengan program keamanan pangan prioritas pemerintah,” jelasnya.
Wijaya mengatakan bahwa pupuk Indonesia juga telah membagikan pupuk bersubsidi untuk petani 1,52 juta ton. Rincian 731 ribu ton urea, 728 ribu ton NPK, 11 ribu ton formula khusus NPK dan 51 ribu ton organik. Penjualan pembelian kembali lebih tinggi dari pada periode yang sama pada tahun 2024 dari 1,142 juta ton.
“Meningkatnya distribusi ini menunjukkan keberhasilan upaya pemerintah, bersama dengan pupuk Indonesia untuk menyederhanakan mekanisme distribusi pupuk bersubsidi. Di masa depan, kami terus berkomitmen untuk distribusi yang lebih sederhana dan lebih bertujuan,” katanya.
Wijaya mengatakan distribusi pupuk akan didukung oleh 1067 distributor dengan lebih dari 27.000 jaringan kiosh atau distributor, 107 pemasok layanan kapal dengan 179 rute pengiriman, 274 pemasok layanan truk dengan 1288 rute, dan 4 rute distribusi melalui kereta api.
Wijaya menjelaskan, pupuk Indonesia mencatat bahwa pada 20 Maret 2025, massa pupuk mencapai 1,63 juta ton, terdiri dari 1,19 juta ton pupuk bersubsidi dan 445 ribu ton pupuk yang tidak dibubarkan.
“Di bulan Ramadhan suci dan pupuk pupuk pupuk, pupuk terus mempertahankan ketersediaan pupuk pertanian, serta komitmen kami untuk mendukung program keamanan pangan prioritas pemerintah,” katanya.
Jumlah pupuk bersubsidi adalah 1,19 juta ton, terdiri dari 581 ribu ton urea, 552 ribu ton NPK, 22 ribu ton formula khusus NPK dan 33 ribu ton secara organik. Sementara itu, 445 ribu ton pupuk yang tidak disublikasi terdiri dari 361 ribu ton pupuk urea dan 84 ribu ton NPK.
Dengan kesiapan dan distribusi gudang -gudang ini, Wijaya percaya bahwa perlunya kotoran petani di pabrik kedua musim 2025, yang akan dimulai pada bulan April. Dia optimis bahwa pupuk Indonesia juga mampu mencapai semua distribusi pupuk bersubsidi pada tahun 2025, yang mencapai 9,5 juta ton.
“Kami berharap tren produksi dan distribusi positif ini dapat berlanjut hingga akhir 2025, sehingga pupuk Indonesia dapat secara aktif terlibat dalam mendukung upaya pemerintah untuk mendapatkan kepercayaan diri sesegera mungkin,” katanya.