LIPUTAN6.COM, Jakarta Ivan Fadila tidak bisa menghentikan air mata, memberikan ibu yang sudah meninggal itu kepada Kuran. Nenek Verel Bramasta dan Athala Naufal meninggal pada hari Rabu, 20 Maret, pada usia 82, 2025.
Sebagai seorang anak, Ivan Fadila menyadari bahwa ia tidak akan pernah bisa menyembunyikan cinta ibunya. Dengan air mata di mata dan suara bergetar, Ivan Fadila berdoa agar ibunya yang sudah meninggal dapat meninggalkan tempat terbaik di sisi dewa yang maha kuasa.
“Cinta semua orang tua sepanjang masa, anak itu tidak bisa menjawab. Bagaimanapun, doa bayi. Semoga sang ibu diperluas oleh makam dan diterima di mata Allah.” – Kata Ivan Fadil Carett Bivakis, Jakarta, Rabu (3/19/2025).
Verel Bramasta, di sebelah Ivan, berusaha memperkuat ayahnya. Terutama bagi mereka, karakter mati penuh dengan kesabaran dan cinta.
Verel Bramasta mengakui bahwa banyak kenangan telah berlalu bersama neneknya. Untuk sesaat yang selalu ingat, nenek selalu menyatakan hidangan.
“Eizang menyukai bantal bantal, ayam di opor.
Verel Bramasta berterima kasih kepada neneknya karena bisa berenang, bermain bowling. Bahkan bowling adalah salah satu olahraga favorit keluarga.
“Mereka yang mengajar kita, yang mengajar kita, bermain ping pong. Bahkan bowling, ini adalah olahraga favorit dari keluarga masa lalu. Ini adalah nenek -grand ayah yang juga mengajar,” lanjut Verel Bramasta.
Verel Bramasta bersyukur bahwa almarhum adalah saksi hiburan dan politik. Tetapi ada yang belum dia lakukan, yang terkait dengan masalah almarhum.
“Alhamulilla, semua prestasi saya adalah saksi. Pada dasarnya Anda menikah,” kata Verel Bramasta.