Unika Atma Jaya Gelar Konferensi Internasional Bahas Solusi Ramah Lingkungan Industri Tekstil

Universitas Katolik Jakarta-Indonesia (UNITA) Atma Jaya berhasil merayakan Jerman-Indonesia, Konferensi Internasional Proyek Ena-Tex. Konferensi diadakan dalam proyek yang menutup proyek dan dibahas antara industri tekstil dan komunitas akademik.

Bagaimana industri tekstil Indonesia dapat mempengaruhi cara yang berkelanjutan? Mitra Indonesia dan Jerman mengembangkan tinjauan baru dari proyek BMBF ENAZIEX dan mengoptimalkan proses menjawab pertanyaan ini.

Output: Energi dapat menghemat hingga 40% dalam berbagai kegiatan di masa depan, seperti perbaikan, pewarnaan dan persiapan penyelesaian akhir.

“Banyak negara berlaku untuk bahan bakar fosil. Produk fosil fosil dibebankan lebih mahal, dan industri tekstil global mulai mengambil rantai pasokan karbon. Ini diperlukan dalam aturan Indonesia di Indonesia untuk mengambil,” Dr. Juliana Murniaati, Atma Jaya yang unik, melalui siaran pers, Minggu (12/16/20).

Selain itu, Murni menjelaskan kepada empat -Yar -oold -oold, Proyek ENAZIEX, Industri Tekstil Indonesia mempelajari peluang menghemat energi fosil sehingga mereka dapat terus bertahan di pasar global.

Kementerian ENAZIEX didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Penelitian, yang merupakan anggota konsorsium ini, yaitu unit Atma Jaya, Jakarta dan Tekstil Technology College, Bandung.

Srritex dan Harpeta Curia Partners juga merupakan mitra industri sebagai mitra dalam proyek ini. Konsorsium Jerman terdiri dari Lembaga Penelitian IZes, Niederrhein, Niederrhein, Brückner Trockentechnik Gmbh & Co. Kg dan matahari.

Proyek ini mampu menentukan langkah -langkah pendek, sedang dan panjang untuk mengurangi penggunaan pengukuran fosil. Misalnya. Bahan kimia fungsional dapat diterapkan menggunakan penggunaan minimum satu sisi dan sebanyak mungkin cairan.

Ini dapat mengurangi proses pengeringan berikutnya dan menghemat energi hingga 40 persen. Selain itu, penggunaan minimum juga berarti menggunakan sistem pewarnaan dengan warna selulosa yang jauh lebih besar.

Hal ini memungkinkan konsentrasi warna dan jumlah rendaman murni (serta jumlah air limbah (serta jumlah air limbah) dapat menghemat sejumlah besar energi, terutama hingga 25% dari emisi karbon dioksida per kg jaringan.

Pasokan energi pada jaringan kering, yang sekarang terdiri dari liga domestik, menyediakan uap jenuh dan minyak panas untuk proses seperti pembersihan, pencucian, pengeringan dan pemanasan sentral.

gbk99 gbk99