JAKARTA – Badan Statistik Pusat (BPS) mencatat kelebihan neraca barang Indonesia yang diperdagangkan dalam jumlah $ 3,12 miliar pada Februari 2025. Surplus terjadi selama 58 bulan berturut -turut.
BPS Amalia Adyasanti Presiden BPS Amalingar Widyasanti mengatakan bahwa nilai surplus ini turun 0,38 miliar dolar AS dibandingkan dengan bulan terakhir. Amelia mengatakan pada konferensi pers tentang kasus BPS, Senin (16.01.2025).
Baca juga: 57 bulan berturut -turut, surplus anggaran publik untuk Republik Indonesia sebesar $ 3,45 miliar pada Januari 2025.
Menurut Amalia, surplus didukung pada Februari 2025 oleh surplus barang selain minyak dan gas dalam jumlah $ 4,84 miliar, karena lingkungan pengisian utama adalah bahan bakar logam, lemak dan sayuran, serta besi dan baja.
Pada saat yang sama, saldo saldo perdagangan komoditas di NAFT dan GAS dicatat melalui defisit $ 1,72 miliar, yang barang -barangnya berkontribusi pada hasil minyak dan minyak impor.
Berdasarkan data BPS, Indonesia mencatat surplus komersial dengan banyak negara dengan tiga negara yang lebih besar, Amerika Serikat dengan $ 1,27 miliar dalam $ 1,27 miliar dan Filipina sebesar $ 0,75 miliar.
Baca Juga: Ekspor Indonesia meningkat 2,5 % pada Februari 2025, yang merupakan nilai 21,98 miliar USD
Sementara itu, Indonesia telah melihat defisit dengan China dengan $ 1,76 miliar, dan Australia, dengan $ 0,43 miliar, pada $ 0,17 miliar. Adapun neraca komersial barang pada bulan Januari hingga Juni 2025, surplus $ 6,61 miliar dicatat, dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, peningkatan $ 3,78 miliar.